Peran komunitas penyintas TBC dalam mengawal program Global Fund

Jakarta, 17 Oktober 2020 – Keterlibatan jaringan POP TB di dalam keanggotaan CCM (Country Coordinating Mechanism) mewakili orang-orang yang hidup dengan TB (penyintas), TB/HIV, serta orang-orang yang mewakili populasi kunci dan bertugas untuk melaksanakan pengawasan implementasi dana hibah Global Fund (GF) untuk komponen AIDS,TB, Malaria (ATM) di Indonesia. Anggota CCM meliputi perwakilan populasi orang yang terpengaruh oleh ke tiga penyakit ini atau disebut sebagai Key Affected Population (KAP), Anggota CCM diharapkan dapat membangun komunikasi dengan konstituen untuk menyediakan umpan balik secara teratur dan terstruktur kepada konstituensi masing-masing, mendengarkan, menampung aspirasi, menyampaikannya di forum TWG, memantau dan dan mengawal prosesnya. 

Pentingnya memonitor dan mengevaluasi kegiatan program Global Fund dan pelibatan komunitas dalam proses pengambilan keputusan di TWG TB CCM merupakan sesuatu yang sangat penting, karena hal tersebut berdampak pada program yang akan berjalan di Indonesia dan yang berhubungan dengan pasien/penerima manfaat hibah. Dengan periode di Tahun 2021-2023 diharapkan program GF kedepannya dapat membantu penanggulangan tuberkulosis di Indonesia. Dan sebagai tindak lanjut dari kegiatan ini adalah terbentuknya diagram jejaring POP TB antara anggota TWG yang mewakili komunitas penyintas dan konstituennya agar komunikasi yang terbangun dapat terintegrasi dengan baik sehingga tujuan yang diharapkan dapat tercapai dengan baik. 

 

 

Acara ini dihadiri juga oleh 4 Organisasi yang baru di latih yaitu SETARA, TUAH TB, PATRIOT, dan SAHABAT TB. Dilanjutkan dengan pembukaan dan sambutan oleh Ibu Heny Ahmad (Direktur Eksekutif STOP TB Partnership Indonesia/STPI) dan Bapak Budi Hermawan (Ketua POP TB Indonesia). Acara di lanjutkan dengan paparan yang disampaikan oleh narasumber, Meirinda Sebayang (Jaringan Indonesia Positif) tentang situasi Implementasi Program Global Fund/GF saat ini di 2021-2023. Meirinda memaparkan tentang Refleksi CCM Komunitas (Pembelajaran dari situasi respon HIV dan proses FR/Funding Request/Proposal HIV 2021-2023). Berdasarkan data program terbaru dari jumlah estimasi 545,188 orang dengan HIV di Indonesia (AEM 2020), 377.564 (69%) orang diantaranya tahu kasus mereka, dan 127.613 orang (23,3% dari semua orang dengan HIV) sedang menerima terapi antiretroviral (ART) dari 9.121 orang dari yang sedang menjalani ART itu mengalami penekanan virus (7% laporan kajian program HIV). Sebagai peran anggota CCM komunitas Indonesia dan ketua kerja teknis HIV (TWG) secara konsisten mengambil peran yang berarti dalam setiap proses TWG termasuk pengembangan CN FR HIV 2021-2023.

 

Paparan dilanjutkan oleh Hilmansyah Panji Utama (IAC/Indonesia Aids Coalition) membahas peran CSO Dalam CCM, Alur/Mekanisme CCM Dan Komunitas, hal apakah yang dilaporkan seperti kondisi real yang telah terjadi di lapangan, kondisi implementasi program yang terjadi di lapangan. Paparan dilanjutkan dengan sesi diskusi tanya/jawab untuk diskusi moderator membuka 2 sesi dengan 3 pertanyaan. Peserta di arahkan untuk membangun diagram/alur komunikasi dengan direktori kolaborasi TB/HIV, Isu/Fokus Advokasi bersama tentang obat, Isu tentang/Human Right (pemecatan, kekerasan, stigma dan diskriminasi). Organisasi pasien harus lebih berani menyuarakan hak keadilan bagi pasien TB, menghapus ketidakadilan, dan stigma diskriminasi. Jangan takut jika tidak dilibatkan dalam hal apapun selagi kita tidak merugikan orang lain dan berada membela keadian.

 

Tinggalkan Komentar

Alamat email Anda tidak akan dipublikasikan. Ruas yang wajib ditandai *

Scroll to Top