17 September 2020, Jakarta – Pada tahun 2018, dunia menanggung beban 10 juta orang jatuh sakit TBC dan Indonesia berkontribusi sekitar 10% dari beban tersebut atau berjumlah 845.000. Beban itu ditambah dengan 24.000 jumlah kasus TBC Resistan Obat, yaitu penyakit TBC yang sudah tidak dapat diobati lagi dengan obat lini pertama. Karena bakterinya sudah resistan. Dengan jumlah obat yang semakin banyak, ditambah efek samping obat yang semakin berat mengakibatkan orang dengan TBC RO harus terus menerus ke pelayanan kesehatan untuk memastikan pengobatannya berjalan dengan optimal.
Situasi tersebut semakin berat, ketika lebih dari 200 negara di dunia dan Indonesia terimbas pandemi COVID-19. Sulitnya akses ke layanan kesehatan akibat PSBB, Alat Pelindung Diri yang terbatas, dan kekhawatiran pasien akan tertular juga menjadi tantangan bagi layanan TBC RO. Karena pandemi, kita seakan dipaksa untuk memanfaatkan teknologi demi menjaga jarak aman dan kesehatan satu sama lain, termasuk dalam pemantauan dan pengobatan pasien TBC. Penggunaan telemedicine dapat membatasi waktu pasien di layanan kesehatan agar menjadi lebih efisien.

Penggunaan smartphone untuk pemantauan pengobatan pasien TB telah terbukti dapat memastikan kepatuhan pengobatan pasien. Story et al (2019) melakukan penelitian mengenai efektivitas penggunaan smartphone untuk memantau kepatuhan pengobatan pasien TBC pada 112 orang pasien yang diberikan pendampingan virtual (VOT). Berdasarkan hasil penelitian, 70% dari pasien yang didampingi secara virtual tingkat kepatuhannya lebih dari 80%. Sedangkan pasien yang diamati secara langsung hanya 31% yang tingkat kepatuhannya lebih dari 80%.
Berdasarkan itu semua, maka STOP TB Partnership Indonesia (STPI) bekerjasama dengan POP TB dan LKNU membentuk program dukungan smartphone pada pasien TBC RO dengan kriteria tertentu dan Pendamping Pasien untuk efektifitas pemantauan dimasa pandemic covid 19.

Dengan tujuan: Mensosialisasikan Program Penguatan Pemantauan Kepatuhan Pengobatan Pasien TB Resistan Obat (TB-RO) Selama pandemi Covid-19; Meminta dukungan dari stakeholder kunci dan Lembaga mitra lain; Meningkatkan rasa kepemilikan dan keterlibatan semua pihak dalam mensukseskan program Dukungan Smartphone untuk pendampingan TB RO di Indonesia

Sebanyak 100 buah handphone telah disalurkan secara langsung di sekretariat POP TB Indonesia pada 17-18 September 2020 lalu. Semoga dengan adanya program ini, selain pasien menjadi terbantu, pendamping pasien juga terbantu dalam masalah komunikasi ke pasien, sehingga pemantauan pasien selama pandemi Covid-19 menjadi lebih efisien.